Sebagai seorang desainer logo saya ingin sedikit berpandangan. Menurut saya masalah ini terekspos karena ada upaya ‘menegur’ penggunaan LOGO produk rokok untuk kegiatan olahraga, LOGO tidak hanya sketsa atau gambar, font juga termasuk sebagai etiket merek.
Pengikutsertaan frasa DJARUM dalam setiap media promosi (logo kegiatan, dll) berbagai kegiatan sosial dengan bentuk yang IDENTIK dengan yang digunakan di kemasan produk tembakau Djarum yg menjadikan masalah ini membesar.
Silahkan bandingkan tulisan DJARUM di kemasan rokok dengan tulisan DJARUM di kegiatan2 sosial mereka, itu merek dagang broo… selengkapnya lihat https://www.djarum.com/brands/domestic-brands/
Isu Eksploitasi Anda Logo Djarum
Audisi Badminton Djarum 2019
Dalam pandangan saya pihak Djarum pintar mengemas promosi produknya di kegiatan adalah langkah marketing cerdas dengan skema corporate social marketing (CSM) yang memungkinkan brand suatu perusahaan ditampilkan secara tersamar sebagai langkah promosi. Dan itu sah-sah saja. Namun dalam kegiatan olahraga, tentu itu bertabrakan dengan Peraturan Pemerintah No.109 tahun 2012 Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Apalagi saat kegiatan itu menyasar anak usia dini. wajar KPAI bertindak, karena sudah tugas mereka. Tafsir KPAI adalah kegiatan ini mengeksploitasi anak-anak untuk mempromosikan produk rokok secara tidak langsung. Bahasa simplenya merek rokok nempel di kaos dan arena kegiatan anak-anak. Silakan searching google deh kegiatannya.. kan banyak jejak digital dan dokumentasi kegiatannya.
Dan pihak Djarum pun mengakuinya serta menarik Logo Rokok dari kegiatan tersebut. Namun setelahnya mereka memberi pukulan balasan yang sepadan. dengan menghentikan program audisi beasiswa badminton di tahun 2020. Alhasil, Banyak pihak yg terpukul. teng!! minimal satu sama lah. 😀
Kenapa baru sekarang? ini bukan domain saya untuk jawab.. ahaha.. tanya sendiri ke komisionernya.. 😀 apalagi mau mengaitkan persoalan ini ke konspirasi asing, aseng dan onta. Gak.. kejauhan. Substansinya bukan itu. menurut saya.
Termasuk isu eksploitasi anak dalam hal olahraga, ini tafsirnya sudah kemana-mana dan kebablasan. karena dalam olahraga ada kategori umur yang melibatkan usia anak-anak dalam kompetisi. Tiap cabor ada. Bahkan kini ada sekolah khusus untuk menampung usia anak-anak yang berbakat dalam olahraga.
Keseriusan PB Djarum dalam pembinaan olahraga juga tidak diragukan lagi. Berkelas dan berkwalitas. Harus diakui dan diapresiasi. Jasanya sudah begitu banyak.
Sebagai salah satu praktisi olahraga saya tahu persis betapa beratnya melakukan pembinaan berjenjang dan berkelanjutan tanpa support finansial dan sistem yang terukur seperti yg PB Djarum sudah laksanakan. Kita sangat membutuhkan dukungan dari sektor swasta. Sama tau lah kita.. pembinaan olahraga di level daerah itu bagaimana carut marutnya, beda yang dibutuhkan beda yang dilaksanakan. 😀
Namun kita tidak boleh melihat masalah ini secara parsial. Apalagi mengikuti arus yang menghantam satu sisi. Apalagi sampai ada yang menyasar esport yang juga sudah dianggap sebagai salah catu cabang olahraga dan sejajar dengan cabor lain. tentu tidak fair. esport lahir dari perkembangan tehnologi dan kebutuhan zaman, kita harus terima itu. dan memberi penghormatan yang layak bagi para praktisi esport.
Semoga ini membuka mata perusahaan-perusahan lain yang bukan rokok untuk mengambil alih peran perusahaan rokok dalam pembinaan olahraga melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Untuk diketahui Djarum menggelontorkan program Corporate Social Initiatives melalui DJARUM Foundation dan menggarisbawahi kegiatannya di 5 isu yaitu Sosial, Olahraga, Lingkungan, Pendidikan dan Budaya. Semuanya pakai logo Djarum.
Yok.. mari melihat masalah dengan berbagai sudut pandang. 🙂 Silakan kalau ada yang berbeda pendapat atau ada yang terlewatkan oleh saya untuk dikoreksi sama-sama.
Penulis: Muhammad Adli
Perokok yang mencintai olahraga dan Desainer yang cari makan lewat jualan jasa bikin logo.